Satgas Wabah Hewan Ternak Kepri di Bentuk, Ini Kata Gubernur Ansar

Gubernur Ansar memimpin Rapat Koordinasi bersama Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang, BPS Kepri, dan Dinas Pertanian dan Kesehatan Hewan Kabupaten Kota se-Kepri di Rupatama Kantor Gubernur Kepri, Dompak, Senin (23/5/2022) (Diskomminfo).

TELISIKNEWS.COM,TANJUNGPINANG- Pada 9 Mei 2022, Pemerintah telah menetapkan daerah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak pertama di Indonesia sejak tahun 1990. PMK hewan ternak telah mewabah di 4 Kabupaten di Provinsi Jawa Timur.

Untuk pencegahan dan antisipasi masuknya wabah PMK di Kepri, Gubernur Ansar memimpin Rapat Koordinasi bersama Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang, BPS Kepri, dan Dinas Pertanian dan Kesehatan Hewan Kabupaten Kota se-Kepri di Rupatama Kantor Gubernur Kepri, Dompak, Senin (23/5 /2022).

Bacaan Lainnya

Hal ini sebagai bentuk respon cepat Gubernur Ansar dalam mengantisipasi PMK maka membentuk Satgas penanganan PMK di Provinsi Kepri dengan Sekdaprov Kepri sehingga Adi Prihantara ditugaskan sebagai Ketua Pelaksana.

PMK merupakan penyakit mulut dan kuku yang menyerang hewan dengan gejala ditemukan lepuh berisi cairan atau luka yang terdapat pada lidah gusi, hidung dan teracak/kuku hewan, hewan tidak mampu berjalan (pincang), air liur berlebihan dan hilang nafsu makan. Namun PMK ini tidak menular kepada manusia.

Gubernur mengungkapkan bahwa urgensi rakor ini selain bagaimana antisipasi agar PMK tidak sampai masuk ke Kepri, serta bagaimana dalam jangka pendek dapat memenuhi kebutuhan hewan qurban di Kepri menjelang Hari Raya Idul Adha dan kebutuhan harian masyarakat.

“Karena mewabahnya PMK ini berdekatan dengan hari Raya Idul Adha, pemenuhan kebutuhan hewan qurban juga menjadi prioritas. Bagaimana kita memenuhi kebutuhan hewan qurban dari daerah yang tidak terkena wabah,” ungkap Gubernur Ansar, yang dikutip laman Diskominfo Kepri.

Sampai saat ini, sudah terdapat 15 provinsi yang sudah dinyatakan tertular wabah virus PMK. Menurut Gubernur, walau tidak menular ke manusia, namun tentunya akan berdampak kepada perekonomian peternak.

“Karena Kepri juga punya sentra peternakan yang harus kita lindungi, maka kita upayakan jangan sampai PMK juga mewabah di Kepri,” ujar Ansar.

Selanjutnya sebagai upaya pemenuhan kebutuhan hewan qurban pada Idul Adha mendatang yang masih kurang, Gubernur Ansar meminta kabupaten kota se-Kepri segera mengirimkan data rasionalisasi kebutuhan hewan qurban.

“Setelah itu bahas dan konkritkan bagaimana teknis untuk datangkan hewan qurban tersebut dari provinsi lain,” jelas Gubernur.

Gubernur Ansar juga menyatakan akan memudahkan proses mendatangkan hewan qurban dari daerah lain, dengan catatan wajib dibawa dari daerah yang tidak terkontaminasi PMK.

Sementara itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan Provinsi Kepri Rika Azmi menyampaikan data dari Kabupaten Kota untuk Idul Adha tahun 2021 yang lalu, jumlah hewan qurban yang dipotong sebanyak 7.465 ekor hewan baik sapi, kambing, dan domba.

Sementara saat ini ketersediaan hewan qurban di Kepri sebanyak 5.708 ekor. Di mana berkaca dari tahun lalu, masih ada kekurangan. “Inilah yang akan kita carikan solusi terhadap pemenuhan kebutuhan hewan qurban tahun tersebut,” pungkasnya

Editor : Nikson Juntak

Pos terkait

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan oleh advertiser. Wartawan Telisiknews.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.