Pasang Perban Setnov atas Perintah Bimanesh, Perawat RS Medika Menangis

TELISIKNEWS.COM, JAKARTA – Indri Astuti
Pengawas Keperawatan Rumah Sakit (RS) Medika Permata Hijau, tak bisa menahan tangis saat menceritakan pemasangan perban di wajah mantan Ketua DPR Setya Novanto saat dirawat pada 16 November 2017.

Indri dihadirkan sebagai saksi untuk dokter Bimanesh Sutarjo, salah satu terdakwa merintangi penyidikan kasus korupsi proyek pengadaan e-KTP. Dia mengaku tak betah saat merawat Setya Novanto itu.

Bacaan Lainnya

Menurut Indri, bahwa luka-luka yang ada di wajah Setnov saat itu tak perlu diperban. Namun, adanya perintah dari Setnov dan dokter Bimanesh, terpaksa memasangkan perban pada luka yang ada di bagian wajah mantan Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

“Tindakan saya memasangkan perban ke Setnov, karena melakukan itu tidak sesuai hati nurani saya,” ungkap Indri saat ditanya mengapa tiba-tiba menangis, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (2/4).

“Itu luka enggak perlu perban, tapi akhirnya karena permintaan itu harus dipasang (perban),” kata Indri menambahkan.

Indri mengaku mengoleskan salep terlebih dahulu pada luka yang hanya lecet-lecet di bagian dahi sebelah kiri Setnov, sebelum memasangkan perban.

“Saya coba tutup muka pakai perban,” ujarnya.

Menurut Indri, awalnya Setnov yang meminta agar luka-lukanya diperban. Dia pun kaget seorang pasien meminta untuk langsung diperban.

Indri mengaku tak serta-merta menuruti permintaan Setnov dan bertanya terlebih dahulu ke dokter Bimanesh. Setelah itu, kata Indri, dokter Bimanesh memerintahkan dirinya memasangkan perban agar Setnov merasa nyaman.

“Ya sudah diperban saja, demi kenyamanan pasien,” kata Indri menirukan perkataan dokter Bimanesh.

Tak sampai di situ, Indri kembali dibuat heran dengan tingkah laku Setnov saat dirawat ketika itu. Menurut Indri, tiba-tiba saat itu Setnov meminta obat merah.

Indri mengaku sempat emosi saat Setnov meminta obat merah. Indri pun menjawab permintaan Setnov itu dengan agak ketus.

“Pasien, minta obat merah. Obat merah enggak ada di rumah sakit. Saya jadi emosi, Pak. Saya lihat lukanya enggak berdarah-darah,” ujarnya. (redaksi )

sumber : cnn indonesia

Pos terkait

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan oleh advertiser. Wartawan Telisiknews.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.