Tantangan Sekolah Swasta di Batam Terhadap Kebijakan Pemerintah

 

Oleh: Drs.Yusman Johar, M.Pd.
Praktisi Pendidikan di Batam

Bacaan Lainnya

TELISIKNEWS.COM,BATAM -Setiap berakhir tahun pelajaran, saat itu pulalah penyelenggara pendidikan bergembira, bersuka cita karena telah meluluskan atau menamatkan pelajar/siswanya. Bermacam-macam prestasi telah ditoreh saat menjadi pelajar atau menjadi siswa di sekolah swasta.

Akan tetapi kegembiran tersebut seketika itu juga berlalu, karena dalam pemikiran pihak manajemen sekolah terutama sekolah swasta akan banyak kegalauan.

Berbagai pertanyaan klasik pun muncul setiap awal tahun pelajaran baru. Pertama, masih adakah orang tua siswa yang mempercayai sekolah ini ?. Apa jumlah siswa yang masuk bisa melebihi dari jumlah siswa yang keluar..?. Tentu, hanya waktu yang bisa menjawab pertanyaan itu.

Sementara dalam sejarah pendidikan di Indonesia bahwa lembaga-lembaga pendidikan swasta memiliki peranan besar, terutama di awal-awal kemerdekaan. Contoh nama perguruan pendidikan Taman Siswa, Katholik, Muhammadiyah, Kristen dll, merupakan lembaga yang cukup terkenal sebagai lembaga pendidikan Nasional.

Hal itu bisa terjadi saat pemerintahan belum mampu membangun sekolah yang memadai, namun begitu negara telah mampu membangun banyak sekolah negeri, nasib pendidikan swasta seperti ditelantarkan atau kurang diperhatikan.

Salah satu indikator pendidikan swasta tidak kurang diperhatikan dengan baik adalah berkurangnya siswa yang masuk ke sekolah swasta, karena kebijakan dan regulasi pemerintah. Sehingga banyak sekolah yang kekurangan siswa yang akhirnya pelan-pelan tutup.

Beberapa penyebab sekolah swasta kekurangan siswa, dengan adanya pembangunan sekolah negeri oleh pemerintah yang dapat menyedot siswa baru lebih banyak. Sekolah Negeri menambah kuota penerimaan PPDB, yang membuat peluang sekolah swasta dalam menjaring siswa akan semakin sempit.

Citra kurang baik sekolah swasta sebagai tempat pembuangan sekolah negeri serta manajemen sekolah yang tidak bagus, membuat sebagian orang tua enggan menyekolahkan anaknya di sekolah swasta.

Pandangan masyarakat terhadap sekolah swasta adalah berhuhungan dengan keuangan. Untuk sekolah di swasta membutuhkan biaya yang lebih banyak daripada sekolah negeri. Hal ini disebabkan perekonomian yang belum merata di Indonesia.

Nasib sekolah swasta yang semakin terpuruk, perlu kepedulian oleh semua pihak. Pihak Yayasan, masyarakat dan tentu saja pemerintah. Sekolah swasta harus berbenah dan bekerja keras membenahi manajemen yang bagus agar mampu eksis dan bersaing dengan sekolah negeri sehingga orang tua siswa pun tak ragu untuk menyekolahkan anaknya di swasta.

Sekolah swasta diharapkan mampu menunjukkan pencitraan yang baik serta meningkatkan kualitas lulusan. Sekolah swasta harus mempunyai nilai jual kepada masyarakat serta memiliki program pencarian siswa baru yang didukung oleh strategi pemasaran layaknya sebuah produk.

Saat ini persaingan mendapatkan PPDB diantara sekolah-sekolah cukup ketat. Berbagai strategi dan cara dilakukan untuk mendapatkan siswa seperti: melakukan promosi di media massa dan presentasi ke sekolah-sekolah yang dijadikan pangsa pasar.

Di sisi lain pemerintah sekiranya dapat membuat kebijakan seperti keputusan untuk membatasi jumlah penerimaan peserta didik baru di sekolah negeri dan memberikan bantuan yang cukup bagi sekolah swasta layaknya sekolah negeri.

Bagaimana langkah bijak yang harus dipilih pengelola sekolah swasta dalam menghadapi perubahan?. Pertama-tama perlu diingat keberadaan sekolah swasta diatur dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pasal 55 ayat (1) UU ini menyatakan masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan sosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat.

Sekolah swasta adalah bentuk partisipasi masyarakat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan wajib membina eksistensi sekolah swasta sehingga proses penyelenggaraan pendidikan sesuai standar mutu dan kriteria minimal layanan pendidikan.(***)

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk para stake holder di bidang pendidikan.

Pos terkait

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan oleh advertiser. Wartawan Telisiknews.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.