TELISIKNEWS.COM,BATAM – Pihak menejemen hotel Radisson melalui General Menejer bersama stafnya mendatangi Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Batam yang ada di Legenda Malaka Batam Center.
Kehadiran mereka disambut baik oleh siswa dan para guru SLBN Batam. Hal ini disampaikan Sulastri guru SLBN Batam. Banyak program kerjasama yang tawarkan oleh Gevin selaku GM Radisson Hotel antara lain.
1. “Souvenir” hasil prakarya siswa dapat di pajang di hotel untuk di jual kepada tamu hotel. Keuntungannya akan di kembalikan kepada pihak SLBN Batam.
2. Siswa Penari SLBN akan di sewa jika ada acara di Radisson. Di undang saat diluar sekolah dan di bayar.
3. Program training untuk usia 17 -18 tahun bisa ke hotel sekitar 2 minggu. Dan akan di jadwalkan oleh pihak hotel Radisson yang tidak mengganggu jam belajar. Hal ini untuk pengalaman siswa SLBN Batam. Siswa tidak dibayar namun diberikan makan siang.
Terkait program ini kemungkinan 3 atau 4 bulan akan dikabarkan. Untuk awal traning ini nantinya, siswa akan di dampingi guru .
4. Rencana dari pihak hotel Radisson juga, siswa yang sudah lulus dan bagus dilihat saat training serta komunikasi yang baik akan dipekerjakan di hotel.
5. Fasilitas kolam berenang saat sore (Bukan pada weekend ).untuk anak -anak SLBN dijadwalkan. Dan pihak hotel akan di jemput serta maksimal 20 siswa setiap pertemuan sampai semua anak bisa merasakan berenang.
Dari kunjungan tadi, Radisson sangat ingin memperkerjakan siswa setelah lulus. Salah satunya siswa bernama Nazwa akan di rekrut lalu di training dan di kontrak selama 1 tahun sebagai karyawan,” Kata Sulastri, Guru SLBN Batam, Kamis (18/3/2021) pada Telisiknews com.
Terimakasih kepada Radisson hotel atas kerjasama dengan SLBN Batam. Namun, sebagian besar hotel saat ini masih meragukan kemampuan para murid yang berkebutuhan khusus. Meski sudah ada terserap bekerja di perusahaan Muka Kuning Batam.
Untuk memastikan kondisi ataupun progres dari mantan murid-murid SLB Batam bisa di cek di PT. Sejauh ini, dalam kurun waktu 6 tahun terakhir, belum ada keluhan ataupun persoalan yang diterima. Semuanya bekerja dengan baik. Bahkan, pihak perusahaan tersebut selalu menghubungi untuk mencari murid yang hendak bekerja.
“Tentu harapan ke depannya semakin meningkat. Ini memang langkah untuk menepis anggapan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus ini tidak bisa bersaing,” tegas Sulastri.
Editor : Nikson Juntak
