Inilah Riwayat Uskup Martinus Dogma Situmorang, Tutup Usia 74 Tahun

TELISIKNEWS.COM,PADANG -Lahir 28 Maret 1946 di Palipi, Samosir Sumatera Utara sekitar 74 tahun lalu. Uskup Martinus Dogma Situmorang, telah di panggil Tuhan pada Selasa, tanggal 19 Nopember 2019 sekitar pukul 21.00 WIB, di RS Boromeus, Bandung.

Orangtua Uskup Martinus yakni Joseph Iskandar Arminius Situmorang dan ibu Maria Dina Sinaga. Ia dibesarkan hingga menyelesaikan sekolah dasar di Palipi.

Bacaan Lainnya

Setelah lulus SD, Dogma mulai mewujudkan keinginannya menjadi imam. Ia melanjutkan studi ke Seminari Menengah Pematang Siantar tahun 1959–1966. Ketika masuk Novisiat Kapusin di Parapat tahu 1966–1968, Dogma memilih nama Martinus. Kaul pertama sebagai calon biarawan Ordo. Saudara Dina Kapusin (OFM Cap) diucapkannya pada 13 Januari 1967

Uskup Martinus Dogma Situmorang, saat terbaring di RS Boromeus, Bandung.

Seiring waktu, keinginan Dogma menjadi imam semakin mantap. Di antara para calon imam, Frater (calon imam) Martinus sangat menonjol dalam kemampuan intelektual. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan non akademis. Frater Martinus bercita-cita menjadi imam yang baik, saleh, rajin, dan siap melayani siapa pun dan kapan pun.

Pendidikan Teologi dijalaninya di Seminari Tinggi Teologi Pematangsiantar. Tanggal 29 Juli 1972, Frater Martinus mengikrarkan Kaul Kekal sebagai biarawan Ordo Saudara Dina Kapusin (OFMCap). Sebelum menyelesaikan studi, pada 5 Januari 1974, ia ditahbiskan bersama empat rekannya menjadi imam Kapusin oleh Uskup Agung Medan (KAM) Mgr Pius A.G.P. Datubara OFMCap.

Selanjutnya, pada Juli 1974, Ordo Kapusin menugaskan Uskup Martinus Studi di Teologi Universitas Kepausan Gregorian Roma, Italia dengan spesialisasi Spiritualitas (1974–1976).

Perjalanan studinya berjalan mulus dengan hasil sangat memuaskan. Setelah itu, ia melanjutkan studi ke Institute for Religious Formation Sint Louis University, di Sint Louis, Missouri, Amerika Serikat (1976–1977).

Bagi Uskup Martinus Situmorang, bahasa merupakan pintu untuk mengenal dunia. Karena itu, selain studi di bidang teologi, ia juga mempelajari beberapa bahasa asing. Uskup  Martinus belajar bahasa Italia di Universitas Italiana per Gli Stranieri, Perugia, Italia. Ia belajar bahasa Prancis di Institute Catholique de Paris, Prancis, dan belajar bahasa Jerman di Goethe Institute de Staufen am Bresgau, Jerman.

Selesai pendidikan, tahun 1977, Uskup Martinus kembali ke Indonesia. Ia menjadi dosen di Seminari Tinggi Parapat merangkap menjadi Asisten Pemimpin Novis Kapusin. November 1979, Uskup Martinus menjadi Rektor Seminari Tinggi Pematangsiantar (1979–1983).

 Di saat menjadi rektor, ia menjadi gembala umat Paroki, karena ia sekaligus menjadi Pastor Kepala Paroki Pastor Bonus di Jalan Medan Pematangsiantar (1979–1983). Dengan tetap menjadi dosen seminari di Parapat, Uskup Martinus juga menjadi Wakil Superior Ordo Kapusin Regio Medan dan menjadi Anggota Komisi Religius Keuskupan Agung Medan.

Kemudian Martinus ditahbiskan menjadi Uskup di Keuskupan Padang pada tanggal 11 Juni 1983. Banyak kenangan yang indah dan keabaikan ditinggalkannya , dan tidak pernah membedakan antara yang satu dengan yang lain.

“Kami sangat kehilangan sosok Uskup Martinus Situmorang, dan teringat atas kebaikan dan kasih sayangnya ketika di sela -sela rapat KWI di Jakarta. Beliau menyempatkan diri pulang ke Padang pada siang hari untuk memberkati pernikahan saya, lalu balik lagi ke Jakarta dengan pesawat malam. Kami diulosi beliau,” kata John Tuaderu, Dosen STBA Prayoga Padang, Rabu (20/11/2019) kepada Telisiknews.com.

Selamat jalan, Monseigneur Martinus Dogma Situmorang.

Editor: Nikson Juntak

Pos terkait

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan oleh advertiser. Wartawan Telisiknews.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.