Wakil Ketua 3 DPRD Kepri Sidak SPN Dirgantara Batam, Ini Temuannya

Dr. Afrizal Dahlan (baju batik) saat diruanga kepsek SPN Dirgantara Batam

TELISIKNEWS.COM,BATAM – Sidak wakil Ketua 3 DPRD Propinsi Kepulauan Riau, Dr Tengku Afrizal Dahlan bersama staf ke sekolah SPN Dirgantara Batam, terkait adanya dugaan kekerasan fisik yang diterima siswa dilingkungan sekolah tersebut.

Kehadiran politisi partai Nasdem yang juga komisi membidangi Pendidikan, Kesehatan dan Tenaga Kerja tersebut disambut langsung oleh Kepala Sekolah Penerbangan (SPN) Dirgantara Batam, Dunya Harun, Jumat (19/11/ 2021) sore diruang kerjanya.

Bacaan Lainnya

Dalam penjelasan Dunya Harun pada Wakil Ketua 3 DPRD Kepri mengatakan bahwa, pemberitaan yang diluar itu tidak benar. Terhadap permasalahan tersebut adalah tahun 2018 dan itu sudah selesai.

Kemudian lanjut Dunya Harun, ada 6 orang siswa keluar namun hanya  2 orang yang bermasalah. Sesuai aturan kedua siswa itu di keluarkan dari sekolah dengan konseskuansi harus menyelesaikan seluruh adminitrasinya terlebih dahulu.

“Kami tidak mengeluarkan surat keluar dari sekolah sebelum administrasi  dilunasi dulu. Dan inilah permasalahan
yang terjadi,” kata Dunya Harun, Purn Polisi ini.

Selanjutnya, salah satu siswa bernama Indra , orang tuanya berkeras tidak mau menyelesaikan administrasinya sekitar Rp 2 jutaan. Sementara Rahmad Fauzi juga masalah administrasi sekitar Rp 24 juta, tapi orang tuannya meminta akan menyelesaikan. Kejadian ini pada bulan September 2021 lalu.

Dengan adanya petunjuk dari Depodik bahwa administrasi harus diselesaikan dulu baru dapat diterima pindah.

“Kami tetap mengharapkan diselesaikan dulu administrasinya sesuai petunjuk Depodik” kata Dunya Harun.

Setelah itu, kata Harun pihak anak didik mengeluarkan berita -berita di medsos dan media online. Atas berita itu maka tim dari KPAI datang ke sekolah ini dan mempertanyakan berita tersebut.

Terkait soal ruangan sel, kata Dunya Harun itu tidak ada, yang afa hanya  ruangan tempat pembinaan anak – anak untuk mengembalikan kedispilinan dan karakternya saja.

“Tindakan disiplin yang kami buat  seperti push up dan lari, kemudian mereka dipisahkan dari ruangan belajar,” katanya.

Selain itu, anak anak yang menjalankan konseling tergantung kesalahan yang dilakukan. Dengan pembinaan yang seperti ini, ada perubahan yang terjadi selama pada siswa.

“Pola pembinaan itu dari ketentuan khusus yang sudah dilaksanakan sekolah sebelum saya di sini. Saya baru 4 bulan jadi Kepala Sekolah disi sebelumnya bu Dewi,” ujar Harun.

Kemudian, untuk tingkat pelanggaran disipilin seperti : berkelahi, mencuri, merokok dan melarikan diri dari sekolah atau bolos. Hukuman yang dijatuhkan setelah adanya putusan dari  sidang senat.

“Hukumannya ada 7 hari dan14 hari,   dan mereka dibina dalam ruangan itu dan khusus buat malam saja. Selama dalam hukuman, hak -hak siswa tetap didapatkanya,” kata Harun lagi.

Bukan itu saja. dua siswa Indra dan Daniel Siregar diduga mengunakan narkoba sehingga mereka berdua keluar dari sekolah. Hanya saja, menurut Harun pihak sekolah sendiri yang melakukan test urin pada anak tersebut.

“Kami memiliki alat test urin dan melakukan test kepada kedua anak itu.  Dan hasilnya disampaikan pada orang tua siswa tersebut,” imbuhnya Dunya Harun.

Sementara, Dr Afrizal Dahlan usai sidak  mengatakan bahwa, jika melihat dari kondisi sekolah itu banyak hal yang harus dibenahi.

“Hal ini kami sampaikan ke Dinas Pendidikan Propinsi Kepri supaya menindaklanjuti. Di samping itu, fasilitas sekolah tersebut belum memadai dan belum layak jadi sekolah kejuruan,” ungkap dokter Afrizal.

Tentu ini perlu pemeriksaan lebih lanjut
dari dinas terkait, dengan kejadian ini.
“Kita prihatin, disaat kita mengalami wabah virus corona muncul pula kejadian ini. Semua pihak yang terkait dengan proses pendidikan harus melakukan pembenahan,” tegas Afrizal Dahlan.

Staf dan tim DPRD Kepri saat sidak ruangan yang diduga sel (foto Nikson).

Temuan dilokasi, sel yang diduga tempat siswa diberi pembinaan ada dilantai 4, namun ruangan tersebut sepertinya sudah dirapikan. Dimana jeruji besi di langit -lagit ruangan itu sudah ditutupi dengan plapon. Dan dalam bilik tersebut sudah dibuat satu tempat tidur yang ditutup sprei namun dibawa nya ada palet -palet kayu.

Selain itu, terlihat dari plapon dan dinding dalam ruang tersebut sepertinya baru di cat, saat dipegang masih lengket ditangan. Kata salah satu staf DPRD Kepri yang ikut dalam sidak tersebut. (Nikson).

Editor : A.Yunus.

Pos terkait

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan oleh advertiser. Wartawan Telisiknews.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.