Ini Jawabnya Menurut Sains, Mengapa Danau Toba Sangat Dalam

TELISIKNEWS.COM – Adanya  kesimpangsiuran mengenai kedalaman Danau Toba setelah tenggelamnya kapal Sinar Bangun hingga merenggut korban banyak. Awalnya disebut bangkai kapal berada pada kedalaman 1.600 meter. Tapi kemudian diluruskan bahwa kedalamannya adalah 1.600 kaki atau sekitar 487 meter. Hal ini karena terjadi salah kutip oleh media.

Namun banyak orang tak menyangka bahwa Danau Toba ternyata sangat dalam. Bahkan lebih dalam dari Selat Sunda. Mengapa bisa demikian?

Bacaan Lainnya

Untuk itu mari mempelajari Danau Toba dari sisi geologi. Kalian tahu, danau Toba adalah kawah raksasa dari sebuah gunung api purba bernama Gunung Toba. Seperti dilansir Live Science. Gunung Api Toba adalah gunung api super yang pernah mengeluarkan letusan hebat pada 75.000 tahun lalu.

Letusan itu, menurut estimasi peneliti, melontarkan 2.800 kubik kilometer material letusan ke udara (batu dan debu). Mendapat lontaran material letusan sebesar itu jelas mempengaruhi Bumi. Atmosfer Bumi tertutup sehingga diperkirakan saat itu temperatur Bumi menurun.

Kemudian referensi pihak ketiga
Bandingkan dengan letusan dahsyat Gunung Krakatau di Jawa Barat pada 1884 dan Gunung Tambora di NTB pada 1815. Letusan Krakatau hanya melontarkan 12 kubik kilometer material letusan. Sedangkan Tambora lebih hebat lagi, melontarkan 100 kubik km.

Semula, ada teori sempat terjadi penurunan populasi manusia akibat letusan Gunung Toba tersebut. Belakangan teori ini dibantah oleh peneliti dari Oxford.

Nah, hasil dari terjadinya letusan dahsyat adalah terjadinya lubang raksasa dan menjadi sebuah kawah besar yang dalamnya ratusan meter. Ditambah lagi sebagian besar material letusan menumpuk di sekitar gunung dan sebagian lagi lenyap di atmosfer. Kawah bekas letusan dahsyat itulah yang kini menjadi Danau Toba.

Menurut catatan Majalah Geomagz yang diterbitkan Kementerian ESDM (geomagz.geologi.esdm.go.id) Danau Toba mendapatkan airnya dari sungai-sungai berukuran menengah dan kecil dengan luas wilayah aliran sebesar 3.700 km2. Di samping itu, air berasal dari air hujan dengan curah hujan rata-rata 2.264 mm/tahun.

Referensi pihak ketiga pulau Samosir terletak di dalam Danau Toba. Pulau ini adalah bagian puncak Gunung api Toba yang ikut runtuh ke dalam kawah ketika terjadi pembentukan kawah Toba, kemudian terangkat kembali.

Tapi Samosir sesungguhnya bukan pulau melainkan sebuah tanjung yang dihubungkan oleh tanah genting (isthus) atau jembatan tanah Ponggol atau disebut juga namanya jembatan Tele dengan panjang 200 meter di barat Danau Toba.

Belanda, pada 1906, membangun sebuah kanal di tanah genting itu sehingga kini kita mengetahui Samosir sebagai sebuah Pulau. Kalau kalian berkendara dari Porsea ke Pangururan, kalian akan menemukan kanal itu. (redaksi/Juntak).

Pos terkait

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan oleh advertiser. Wartawan Telisiknews.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.