Anak Sopir Angkot Jadi Direktur Marine dan LBH Bonaparte, Ini Kisah Inspiratif Samuel Hutapea

TELISIKNEWS.COM, KEPRI – Lahir dari keluarga sederhana, bapak yang berprofesi sebagai sopir angkot dan ibu seorang guru sekolah dasar. Namun demikian hal tersebut tidak menghentikan langkah seorang Samuel Bonaparte Hutapea atau akrab dipanggil Bang Sam untuk maju.

Untuk jadi lebih baik perlu usaha
(hanya “malas” yang tidak ada obatnya), i. Inilah motto hidup Samuel Bonaparte Hutapea beliau hingga membuatnya sampai jadi sekarang.

Bacaan Lainnya

Berdalih bosan miskin, untuk mewujudkan impiannya, ia bekerja keras dan akhirnya menuai hasil. Berangkat dari hasil perjuangannya sebagai seorang anak sopir angkot di kota Bekasi, Samuel bisa sukses menjadi seorang nakhoda di usia 25 tahun di Perusahaan Pelayaran terbesar di dunia.

Kemudian menjadi pengacara dan kembali memperoleh pengakuan baik di lingkup nasional maupun internasional (mendapat
penghargaan paling bergengsi dari Legal 500 UK sebagai TOP TIER LAW FIRM). Ia juga mendirikan PT Bonaparte Marine Indonesia, Koperasi Bonaparte Pamalayu Indonesia, Yayasan Bonaparte Indonesia dan Direktur Merine dan LBH Bonaparte yang didirikannya sendiri.

Kisah inspiratif Samuel ini layak untuk diangkat guna menginspirasi dan mengedukasi para pemuda/i Indonesia, jika seorang Samuel saja bisa maka yang lain juga pasti bisa.

Lahir di Bekasi pada tanggal 13 September 1979, Samuel berprinsip “Nggak ada yang nggak mungkin dan nggak ada hasil yang mengkhianati usaha” hal itu memang benar dan dapat dilihat dari apa yang dijalani Samuel yang sudah jadi orang sukses.

Kita bisa jadi apapun yang penting ada kemauan untuk “bayar harganya”. Misalnya kerja keras bagai quda, menahan rindu akan pacar/rumah (bagi yang berlayar), aiueo, hasil tidak akan mengkhianati usaha.

Bapaknya seorang sopir angkot di Bekasi (K-11 BRELAG) dan ibunya seorang guru sekolah dasar. Karena itulah, mereka ingin anak-anaknya ingin mendapat pendidikan yang lebih baik. Ibunya percaya bahwa pendidikan bisa mengubah hidup seseorang. Prinsipnya, semua anaknya harus menempuh pendidikan minimal sampai Universitas.

Perjuangan ibunya juga menginspirasi bang Sam untuk belajar lebih rajin dan jadi orang sukses. Bang Sam ini termasuk nakal semasa SMA, kemudian melanjutkan sekolah di Akademi Maritim Suaka Bahari tahun 1999. Selepas itu, Sam sambil kerja melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia tahun 2007 pada waktu yang bersamaan mengambil ANT II di BP3IP. Karena pentingnya ilmu, maka pada tahun 2011 ia mengambil kuliah lagi di BP3IP dengan gelar Master Mariner.

Selanjutnya, tahun 2012 kembali belajar di STMT Trisakti jurusan Manajemen Transportasi Laut dan tahun 2015 mengambil Magister Hukum di Universitas Indonesia. Saat ini Bang Sam memiliki satu gelar D3 tiga gelar S1, dua gelar S2.

Awalnya Sam ragu akan melanjutkan pendidikan. Apalagi kalau bukan biaya yang jadi masalahnya. Dimana keluarganya juga masih punya tanggungan. Namun sang Ibu selalu meyakinkannya agar tetap menuntut ilmu setinggi- tingginya bagaimanapun caranya.

Setelah berhasil dan sukses dalam pendidikan dan karier, hati kecil Sam ingin berperan dalam politik Indonesia. Belajar
dari pengalaman hidup yang dirasakan dan melihat penegakan hukum yang belum berpihak pada masyarakat miskin, maka dengan kemampuan yang dimiliki saat ini, Sam ingin mengabdi pada masyarakat secara khusus di Propinsi Kepulauan Riau.

Bang Sam yang saat ini berdomisili di
Batu Lipai, Meral, Karimun – Kepulauan Riau, terus memberikan edukasi pada masyarakat khususnya bagi pemuda. Untuk menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi rakyat tersebut, maka lewat partai politik PKB dapil Kepri, Sam maju ikut berkontes menjadi calon legislatif DPR RI tahun 2019 – 2024.

Inilah profile Samuel Bonaparte Hutapea M.H, M.Mar.

KARIR:
PT Bonaparte Marine Indonesia – Direktur Utama di Yayasan Bonaparte Indonesia. Managing Partner di  LBH Bonaparte. Direktur di Koperasi Bonaparte Pamalayu Indonesia. Ketua Kesatuan Pelaut Indonesia Perjuangan dan Wakil Ketua Euromedia Company.

Kemudian, Managing Partner untuk Indonesia Young Arbitration Practitioners of Indonesia. Ketua Umum Mediator pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Batam.

2016 – to Present
PT Bonaparte Marine Indonesia – CEO
2015 – to Present
Maritime Law Lecturer at BP3IP/Jakarta Merchant Marine Institute, BP3IP is a merchant marine education center under the Directorate General of Sea Communication, Ministry of Communication of the Republic of Indonesia as one the IMO white list country

2015 – to Present
Bonaparte Indonesia Foundation – Executive Director

2012 – to Present
SAMUEL BONAPARTE (formerly Legal & Maritime) – Principal.

2014 – to Present
Mediator at courts listed Mediator at several Indonesian Court (including Batam District Court) also at Indonesian Mediation Centre

2014
Wintermar Offshore Marine Tbk. – Legal Counse

2013
Assegaf Hamzah & Partners (Law Firm) – Maritime Lawyer

2013
Braemar Technical Services Offshore(formerly Braemar Falconer) Indonesia’s office. As a Marine Consultants/Surveyors to the Marine and Offshore Industry and a Marine Warranty Surveyor for miscellaneous project (one of them is a first project in the World of rising LIMA platform deck in Indonesia which sank to almost level with sea water)

2012 (end of) to 2013
Bakri Navigation – Saudi Arabia – Marine Consultant

2012
Budidjaja & Associates Law Office, Jakarta – Maritime Lawyer with Expertise area in maritime law and working together with other foreign prominent Maritime law firm (such as Bentleys, Stokes & Lowless – UK and P & I Clubs, etc.)

2010 & 2011
SMIT International (Middle East Region – Kuwait) and Bakri Navigation (Saudi) – was serving as a Captain (overall in command)

2009
Bakri Navigation, Saudi Arabia – Trainee Port Captain

2008
Svitzer (AP Moller) Middle East – Audit Master (operating area: Iran – KHARG ISLAND TERMINAL)

2001 – 2007
various roles in various marine industry companies around the globe, among the client/charterer are Gardline (UK) – operating in North Sea, and the United States Navy operating in Diego Garcia

PENDIDIKAN.
FORMAL
2015 Magister Hukum – Universitas Indonesia
2012 Manajemen Transportasi Laut – STMT Trisakti
2011 ANT I & Master Mariner – BP3IP
2007 ANT II – BP3IP
2007 Sarjana Hukum – Universitas Indonesia
1999 A.Md & ANT III – Akademi Maritim Suaka bahari

INFORMAL
2013 IMO TOT Model Course 6.09
2013 Offshore Tropical Bosiet (Opito)
2005 Harbour Craft Master Course (MPA Singapura)
2002 Misc STCW
1978 (as amended) Courses

PRESTASI
#Top Tier Lawfirm
Legal 500 – United Kingdom
#Best Boutique Law Firm
Asian Legal Bussiness
#Law Firm of the Year
Project & Natural Resources – Finance Monthly Law Award
#Notable Law Firm
Project Development – IFLR 1000

Notable Law Firm
General Dispute Resolution – Benchmark Asia Pacific,
Nakhoda di AP Moller Group (Perusahaan pelayaran terbesar di dunia)Bangsam menjadi nakhoda pada usia 25 tahun, Alexandria – Mesir

Menjadi Auditor di AP Moller Group
Bangsam menjadi auditor pada usia 28 tahun, satu-satunya auditor berkebangsaan Indonesia di region Timur Tengah (Middle East), Iran – United Arab Emirates

ORGANISASI
Perhimpunan Advokat Indonesia
Iluni Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Kamar Dagang Indonesia
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia
Pusat Mediasi Nasional Young Arbitration Practitioners of Indonesia
Kesatuan Pelaut Indonesia (Perjuangan).

Prioritas:
Tanpa pengetahuan, kerja sekeras apapun tdak akan maksimal hasilnya tanpa tegaknya Hukum dan Keadilan. Kead akan sulit untuk belajar dan bekerja (contohnya di daerah konflik/perang). Dalam keadaan “Lapar”, tentu sulit belajar atau bekerja. Sangat sulit memisahkan ketiga elemen tersebut, seperti setali tiga uang, ketiganya saling kait terkait.

Pendidikan adalah hadiah terbesar yang dapat diberikan kepada suatu bangsa (Nelson Mandela). Pemajuan Bangsa adalah pemajuan individu-individu didalamnya (termasuk kita semua). Tanpa pengetahuan, mustahil kita dapat mengembangkan diri dan mustahil negara akan maju. kesempatan yang sama bagi semua harus diberikan, kita tidak akan maju jika mayoritas saudara-saudara kita masih kurang memperoleh pendidikan, membantu mereka sama dengan membantu diri kita sendiri.

Berbicara tentang kesejahteraan bangsa Indonesia secara luas dan Kepri secara khususnya, adalah berbicara kesejahteraan individu dari masyarakatnya sendiri. Saat seseorang ingin meningkatkan kondisi hidupnya, maka biasanya dilakukan langkah-langkah seperti meningkatkan pendidikan atau pengetahuan dan bekerja keras, tetapi jika kondisi Pendidikan dan Hukum tidak baik maka kesejahteraan akan sulit untuk ditingkatkan

Kekayaan semata yang kita miliki (baik sumber daya alam maupun letak geografis yang strategis) tidak serta merta menjatuhkan uang dari langit, jika pengelolaannya buruk (baik karena kurangnya pendidikan atau karena oknum yang belum ditindak oleh hukum), maka satu gunung emas sekalipun tidak akan mensejahterakan.

Nikson Juntak

Pos terkait

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan oleh advertiser. Wartawan Telisiknews.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.